Sejarah Buol

Sejarah Buol tercatat sejak masa pemerintahan NDUBU I dan permaisuri SAKILATO (sekitar 1380 M), dilanjutkan oleh Anogu Rlipu yang memindahkan pusat pemerintahan ke Lamolan. Raja Buol pertama yang memeluk Islam, Madika Moputi (Sultan Eato), yang bernama Muhammad Tahir, meninggal pada tahun 1594 M. Setelahnya, Pombang Rlipu, yang diberi gelar Prins Yakut Kuntu Amas Raja Besar oleh Portugis, memimpin. Salah satu tokoh perlawanan terkenal adalah Sultan Pondu, yang dihukum mati pada 1770 M. Pemerintahan kemudian dilanjutkan oleh Dinasti Mokoapat dan Turumbu/Turungku hingga masa kemerdekaan.

Kabupaten Buol, yang secara geografis terletak di utara khatulistiwa Sulawesi Tengah, dibentuk sebagai kabupaten mandiri berdasarkan UU RI Nomor 51 tahun 1999, setelah sebelumnya bergabung dengan Swapraja Tolitoli. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.043,57 km² yang terbagi menjadi 11 kecamatan.

Secara umum, Buol didominasi oleh dataran rendah dengan ketinggian ibukota kecamatan berkisar 2-27 meter di atas permukaan laut. Dengan rata-rata suhu 27,1°C, kelembaban 84,33%, dan curah hujan rata-rata 150,2 mm per bulan, Buol memiliki iklim tropis.

Visi Pemerintah Kabupaten Buol periode 2025-2029 adalah: “Mewujudkan Buol Agamis, Daerah Agropolitan yang Maju dan Berkelanjutan,” yang didukung oleh tujuh Misi Pembangunan strategis.

Arti Lambang Daerah

PERATURAN DAERAH NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG KABUPATEN BUOL

I. BENTUK LAMBANG ADALAH PERPADUAN JANTUNG DAN PERISAI :

  1. Jantung (Bahasa Buol : Putuu) bermakna detak kehidupan yang bersumber dari nurani masyarakat Buol.

  2. Perisai (Bahasa Buol ; Kalriabu) bermakna kepahlawanan, pertahanan diri dan kehormatan.

II. GAMBAR LAMBANG TERDIRI DARI :

  1. Bintang (Matiti); Simbol masyarakat Buol yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Sila Pertama Dasar Negara Pancasila)

  2. Padi dan Kapas (Palre agu Tikopo) ; Adil dan Makmur (Sila Ke Lima Dasar Negara Pancasila)

  3. Pohon Kelapa (Pununo Bongo) ; Adalah Simbol Potensi Kekayaan Alam Kabupaten Buol dan juga menjadi Lambang Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

  4. Tiga Buih Gelombang Laut (Bvhuya); Potensi Kelautan dan Perjalanan Buol dimasa Lalu, Kini dan Mendatang.

  5. Gunung Pogogul (Bvhukidu Pogoguyho) ; Simbol Potensi Sumber Daya Alam.

  6. Rumah Adat Buol (Kumalrigu); Rumah Tempat Tinggal yang jadi Kebanggaan Budaya Buol

III. WARNA LAMBANG DAERAH

  1. 1. Bahwa Warna dari bentuk lambang Daerah adalah Kuning dan Hijau Zamrud yang menjadi ciri Kebesaran dan Keluhuran Budaya Buol

  2. 2. Bahwa Warna Gambar terdiri dari : Kuning, Hijau, Biru, Hitam dan Putih.

Proyek Utama

Inisiatif pembangunan yang sedang berjalan di Buol.

Photo of a community meeting discussing local infrastructure projects in Buol.
Photo of a community meeting discussing local infrastructure projects in Buol.
Jalan Baru

Pembangunan jalan penghubung antar desa.

Image showing construction workers building a new road in a rural area.
Image showing construction workers building a new road in a rural area.
Pasar Tradisional

Renovasi pasar untuk mendukung UMKM lokal.

Photo of a traditional market bustling with local vendors and customers.
Photo of a traditional market bustling with local vendors and customers.
Image of a newly renovated market building with fresh paint and signage.
Image of a newly renovated market building with fresh paint and signage.
Sarana Pendidikan

Peningkatan fasilitas sekolah di daerah terpencil.

Air Bersih

Proyek penyediaan air bersih untuk warga.